Sabtu, 27 September 2014

CARA BUDIDAYA WALET
Dalam budidaya walet dibutuhkan beberapa persyaratan agar burung mau datang dan membuat sarang. Berikut ini beberapa persyaratan yang diperlukan :
  • Lokasi ideal berada di dataran rendah hingga dataran tinggi (ketinggian maksimal 1.000 meter dari permukaan laut).
  • Lokasi budidaya harus tenang, tidak terganggu oleh keramaian atau aktivitas manusia, dan polusi suara (suara kendaraan, mesin pabrik besar, dan sejenisnya).
  • Usahakan lokasi budidaya aman dari gangguan binatang predator.
  • Lokasi yang tepat untuk budidaya walet antara lain persawahan, padang rumput, hutan terbuka, kawasan pesisir, tepi danau, pinggir sungai, dan rawa-rawa.
Persiapan sarana dan prasarana
Gedung / bangunan yang akan dijadikan sarang walet harus memiliki suhu dan kelembaban yang mirip dengan goa-goa alami, dengan suhu 24 – 26 derajat Celcius dan kelembaban 80 – 95%. Pengaturan suhu dan kelembaban bisa dilakukan dengan cara :
  • Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm.
  • Membuat saluran-saluran air atau kolam di dalam gedung.
  • Menggunakan ventilasi udara dari pipa berbentuk “L”, yang diberi lubang-lubang berdiameter 4 cm, dan jarak antar-lubang masing-masing 5 meter.
  • Menutup rapat-rapat pintu, jendela, dan lubang-lubang yangtidak terpakai.
  • Pada lubang keluar-masuk diberi penghalang sinar berbentuk corong dari goni (bisa juga menggunakan kain hitam) agar keadaan di dalam gedung lebih gelap.
Konstruksi bangunan yang digunakan
Pada umumnya rumah walet berbentuk seperti sebuah bangunan gedung yang besar dan tinggi. Luasnya bervariasi, tergantung kebutuhan dan keadaan. Bangungan tidak boleh berdekatan dengan pohon yang lebih tinggi atau menutup bangunan tersebut. Tembok bangunan dibuat dari dinding yang diplester, yang dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Bahan-bahan ini sangat membantu dalam mengendalikan suhu dan kelembaban udara ideal.

Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
  • Dataran rendah dgn ketinggian maksimum 1000 m dpl.
  • Daerah yg jauh dr jangkauan pengaruh kemajuan teknologi & perkembangan masyarakat.
  • Daerah yg jauh dr gangguan burung-burung buas pemakan daging.
  • Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yg paling tepat.
Bagian terpenting dari konstruksi bangunan ini adalah keberadaan roving room atau tempat untuk berputar-putar dan resting room yaitu tempat untuk beristirahat.Lubang untuk pintu masuk dan keluar berukuran 20 x 35 cm, yang dibuat di bagian atas dinding. Jumlah pintu dibuat sesuai dengan kebutuhan dan / atau kondisi bangunan. Perlu diingat, letak pintu jangan menghadap ke timur karena walet biasanya jarang mau masuk. Lubang dinding dicat dengan warna hitam.

Persiapan bibit dan indukan

Jika bangunan sudah disiapkan, dan memenuhi persyararatan lokasi ideal sebagaimana dijelaskan di atas, ada dua materi yang harus segera didatangkan, yaitu burung seriti dan telur walet. Burung seriti berfungsi untuk menetaskan telur-telur walet. Anda bisa memperoleh telur walet dari para pembudidaya walet ketika sedang memanen sarang burung.
Panen sarang burung biasanya dilakukan setelah ribuan walet membangun sarangnya dan masing-masing induk betina bertelur sebanyak 2 butir. Karena yang dipanen hanya sarang walet, pembudidaya biasanya akan membuang telur-telurnya. Istilah ini biasa disebut sebagai “panen buang telur”.
Nah, telur-telur inilah yang bisa Anda beli untuk dierami oleh burung seriti. Dengan demikian, Anda harus mengundang burung seriti agar mau masuk ke bangunan. Cara mengundangnya melalui pemutaran audio uara burung walet atau seriti, baik melalui pemutar mp3 maupun perangkat audio CD. Pemutaran audio sebaiknya dilakukan pada pukul 16.00 hingga 18.00. Sebab, saat itulah kawanan burung seriti akan beristirahat usai mencari makanan.
Begitu diputarkan rekaman audio tersebut, tidak lama kemudian akan datang rombongan burung seriti, atau bisa juga kawanan walet, yang terlihat berputar-putar di sekitar lokasi suara tersebut.
Pemilihan telur walet
Telur walet yang dipanen bisa dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warnanya, yaitu:
  • Merah muda: ini merupakan telur yang baru dikeluarkan indukan dan masih berusia 0 – 5 hari.
  • Putih kemerahan: telur sudah berusia 6 – 10 hari.
  • Putih pejat kehitaman: telur sudah berusia 10-15 hari, dan sebentar lagi akan menetas.
 

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar